Sabtu, Juni 11, 2022

ED PSAK 1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan




ED PSAK 1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan

Sejak tanggal 15 Desember 2009, dewan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) meresmikan  PSAK 1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan. Aturan yang kemudian direvisi tahun 2013 dan disesuaikan kembali tahun 2014. Isi dari PSAK 1 antara lain syarat, struktur dan isi dari laporan keuangan


Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 2015), laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja suatu entitas. Dengan kata lain, laporan keuangan adalah catatan tertulis yang menyampaikan kegiatan bisnis dan kinerja keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan sebuah perusahaan sering diaudit lembaga tertentu untuk memastikan keakuratan laporan, terutama urusan pajak, pembiayaan atau investasi.  Dengan begitu pentingnya laporan keuangan, maka dibuat aturan laporan keuangan secara umum dengan dikeluarkannya aturan PSAK 1. Aturan PSAK 1 juga dibuat agar setiap penyajian laporan keuangan dapat selalu dibandingkan dari satu periode ke periode lain ataupun dari suatu perusahaan ke perusahaan lain. Laporan keuangan menyajikan informasi seperti aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, serta kontribusi dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas.


Karakteristik Penyajian Laporan Keuangan

Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK

Memilih dan menerapkan penyajian secara wajar sesuai dengan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan kesalahan yang terdapat dalam PSAK 25. Selain itu juga menyajikan akuntansi dengan informasi yang relevan, andal dan mudah dimengerti. Kemudian juga menambahkan informasi tambahan seperti mata uang yang digunakan dalam laporan.

Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan dapat menyatakan sebuah penilaian tentang kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.

Dasar Akrual

Perusahaan menyusun laporan keuangan berdasar atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. 

Materialitas dan Agregasi

Melihat transaksi laporan keuangan berdasarkan materialitasnya. Jika tidak material, maka transaksi tersebut tidak boleh diungkapkan oleh pengungkapan khusus.

Saling Hapus

Perusahaan tidak diperbolehkan menghapus antara aset dengan liabilitas, atau pendapatan dengan beban. Misalnya, perusahaan A berutang pada perusahaan B sebesar 200jt rupiah dan terdapat piutang dari perusahaan B 100jt rupiah. Perusahaan tidak boleh menuliskan utang di laporan sebesar 100jt rupiah saja. Utang dan piutang tetap harus dicatat.

Frekuensi Pelaporan

Setiap perusahaan diwajibkan menyajikan laporan keuangan per periode yaitu tahunan. 

Informasi Komparatif

Dalam menyajikan laporan keuangan, perusahaan perlu mempunyai perbandingan laporan antara periode berjalan dengan periode yang lalu.

Konsistensi Penyajian

Setiap penyajian laporan keuangan harus konsisten. Misal untuk aset dibawah 2jt rupiah harus dibebankan dan tidak masuk ke dalam aset. Begitu seterusnya.


Cara Penyajian Laporan Keuangan Menurut SAK

Berdasarkan aturan PSAK, terdapat cara dan beberapa komponen dalam pembuatan laporan keuangan. Berikut komponen laporan keuangan yang telah dirangkum.


Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang berfokus pada pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama periode tertentu. Setelah pengeluaran dikurangi dari pendapatan, maka menghasilkan angka laba perusahaan yang disebut laba bersih. Rumus sederhana dari laba rugi yaitu:

Pendapatan – Pengeluaran = Penghasilan Bersih


Laporan Perubahan Modal (Ekuitas)

Laporan perubahan modal adalah laporan yang menyatakan perubahan yang terjadi pada perusahaan seperti penambahan dan pengurangan dari laba atau rugi dan transaksi pemilik perusahaan. 

Jika saldo laba, maka rumus yang digunakan:

Modal Akhir= Modal Awal + (Labar bersih – Prive)

Akan tetapi,  jika saldo rugi, rumus yang digunakan:

Modal Akhir = Modal Awal – (Rugi bersih + Prive)


Neraca

Laporan neraca memberikan gambaran umum tentang aset, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham dalam periode tertentu. Rumus neraca antara lain:

Aset = Kewajiban + Ekuitas


Laporan Arus Kas

Laporan arus kas mengukur seberapa baik perusahaan mendapatkan uang tunai untuk membayar kewajiban utang, mendanai biaya operasional, dan membiayai investasi perusahaan.


Keterbatasan Penyajian Laporan Keuangan

Meskipun laporan keuangan memberikan banyak informasi tentang sebuah perusahaan, laporan keuangan memiliki keterbatasan. Laporan keuangan harus terbuka untuk segala interpretasi, dan sebagai akibatnya, ketika laporan disajikan, orang sering menarik kesimpulan yang sangat berbeda tentang kinerja keuangan perusahaan.

Sebagai contoh, beberapa investor menginginkan saham mereka kembali dengan adanya penyajian data laporan keuangan yang buruk pada periode tertentu, atau investor lain rela menunggu dan percaya dengan perusahaan Anda dapat diinvestasikan dalam jangka panjang.  

Maka dari itu, saat menganalisis laporan keuangan, penting untuk membandingkan beberapa periode dalam menentukan apakah terdapat tren tertentu di waktu tertentu dan membandingkan hasil laporan keuangan dengan perusahaan lain di industri yang sama.

0 comments:

Posting Komentar

bagaimana menurut anda ???