Senin, Juni 06, 2022

Bukti Audit


Bukti Audit    

    “Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit”

    Bukti audit lebih dapat dipercaya bagi perusahaan yang mempunyai pengendalian intern yang kuat. Dan sebaliknya bagi perusahaan yang mempunyai pengendalian intern yang lemah bukti auditnya kurang dapat dipercaya. Menurut Konrath (2002: 114­115) ada enam tipe bukti audit yaitu:

  1. Physical evidence : Bukti fisik untuk mendukung tujuan eksistensi atau keberadaan meliputi segala sesuatu yang bisa dihitung, dipelihara, diinspeksi. Contoh bukti fisik adalah bukti fisik dari kas opname, observasi dari perhitungan fisik persediaan, pemeriksaan fisik surat berharga, dan inventarisasi aktiva tetap.
  2. Evidence obtain through confirmation : Bukti yang diperoleh mengenai eksistensi, kepemilikan atau penilaian, langsung dari pihak ketiga di luar klien. Contohnya jawaban konfirmasi piutang, utang, barang konsinyasi, surat berharga yang disimpan biro administrasi efek dan konfirmasi dari penasehat hokum klien.
  3. Documentary evidence : Bukti yang diperoleh mengenaicompletenessdan eksistensi yang memungkinkan auditor melakukan trasir dan vouching atas transaksi dari dokumen­dokumen perusahaan. Bukti ini terdiri dari catatan­catatan akuntansi dan seluruh dokumen pendukung transaksi perusahaan.
  4. Mathematical evidence : Bukti yang berupa perhitungan, perhitungan kembali, rekonsiliasi yang dilakukan auditor. Misalnya footing, cross footing dan extension dari rincian persediaan, perhitungan dan alokasi beban penyusutan, perhitungan beban bunga, laba­rugi penarikan aktiva tetap, PPh, rekonsiliasi bank, rekonsiliasi saldo piutang usaha, utang menurut buku besar dan buku pembantu.
  5. Analytical evidence : Bukti yang diperoleh melalui penelaahan analitis terhadap informasi keuangan klien. Meliputi horizontal analysis (perbandingan angka­angka laporan keuangan tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dan kenaikan/penurunan dalam rupiah maupun persentase), vertical analysis, rasio analysis seperti rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage dan rasio aktivitas.
  6. Hearsay evidence : Bukti dalam bentuk jawaban lisan dari klien atas pertanyaan yang diajukan auditor, seperti bukti pengendalian intern, ada tidaknya contingent liabilities, persediaan yang lambat/rusak, kejadian penting sesudah tanggal Neraca.

0 comments:

Posting Komentar

bagaimana menurut anda ???